GENTABUANA PARAMITA


Gentabuana dikenal masyarakat Indonesia pada 1996-1997 karena suksesnya film seri produksi mereka yang berjudul Singgasana Brama Kumbara, Tutur Tinular yang ditayangkan ANTV. Karena kesuksesan itulah Indosiar membeli seri kolosal itu, dengan cerita yang masih sama ketika tayang di ANTV, Indosiar hanya mengubah judulnya saja, seperti Balada Cinta Mei Shin, Pedang Naga Puspa. Dan ternyata seri ini lebih sukses dan mendapat rating tinggi setelah ditayangkan Indosiar.

200_gunungmerapi.jpg

Untuk itulah Gentabuana ( yang pada waktu itu Pitaloka ) mempercayakan produknya Misteri Gunung Merapi tayang di Indosiar dan syukurlah sukses bahkan mencapai ratusan episode hampir menorehkan prestasi sebagai sinetron terpanjang. Sayang, saat ini sinetron terpanjang masih dimiliki Tersanjung. Waktu itu, rating sinetron Misteri Gunung Merapi dan Tersanjung selalu unda-undi. ( di bawah atau di atasnya ) . Tokoh Mak Lampir, Grandong, Sembara, Basir, Nyi Roro Kidul, Sultan Agung, dan para kyai sepuh tak asing lagi di masyarakat

Karena kesuksesan inilah, dibuatlah Angling Dharma yang juga terbilang sukses mencapai 289 episode.

a_angling.jpg

Cerita mengenai kerajaan Malwapati merupakan inti dari kisah Prabu Angling Dharma. Namun intrik seperti dendam, cinta serta penghianatan jauh lebih menarik untuk dinikmati. Pendekar muda dari dua golongan yakni hitam dan putih selalu berusaha untuk mempertahankan apa yang menurut mereka benar.

SCTV pun tertarik untuk kembali menghadirkan sinetron mistik berjudul Santet, produksi Genta Buana Paramita (pembuat Misteri Gunung Merapi, Kaca Benggala, Angling Dharma, Karma Pala), yang digarap dua sutradara berbarengan, Kamandanu dan Aliong. Kisahnya merupakan pengembangan dari cerita film layar lebar karya Imam Tantowi, Ratu Ilmu Hitam (1980), yang dulu dibintangi si Ratu Horor Suzzanna dan Alan Nuari.

Ratu Ilmu Hitam sendiri menuai sukses besar karena merupakan film bertema mistik satu-satunya yang berhasil masuk nominasi Festival Film Indonesia 1980. Film produksi Rapi Film yang disutradarai Lilik Sudjio itu masuk nominasi masing-masing untuk Pemeran Wanita Terbaik, Pemeran Pembantu Pria terbaik, Penata Artistik Terbaik, Editor Terbaik, dan Penata Kamera Terbaik.

lilis-sugandha.jpg

Sekarang sinetron serial Santet skenarionya ditulis Imam Tantowi bersama S. Tijab, penulis kreatif yang pernah membuat cerita besar untuk sandiwara radio, Tutur Tinular (tentang Kerajaan Majapahit) dan Kaca Benggala (bangkitnya Kerajaan Mataram). Kedua kisah heroik tersebut sebelumnya telah diangkat pula ke layar kaca.

“Sinetron Santet ini punya misi kuat untuk meluruskan pandangan bahwa Allah tetap di atas segala-galanya,” ujar Imam Tantowi. “Ceritanya memang bertema mistik, tapi tidak mengajak pemirsa untuk bermistik-mistik,” imbuhnya.

Santet bercerita tentang orang yang awalnya dituduh sebagai tukang santet, namun akhirnya malah benar-benar menjadi seorang tukang teluh. Kisahnya bermula dari perkawinan Pandan Arum, puteri Demang Kaligayam, dengan Denmas Pram. Pernikahan mereka justru menyakitkan hati Sawitri, gadis yang pernah digombali Pram, sehingga rela menyerahkan kegadisannya pada pria tersebut.

Pesta perkawinan Pandan Arum dengan denmas Pram tiba-tiba saja kacau karena diganggu kekuatan gaib luar biasa. Denmas Pram langsung menuduh Sawitri di balik bencana ini. Laki-laki ini kemudian mempengaruhi penduduk untuk menyatroni rumah Sawitri.

Akibatnya, ayah Sawitri tewas. Ibunya terluka parah. Kedua adiknya melarikan diri. Sementara Sawitri sendiri disiksa, diseret dan dibuang ke jurang. Namun ia tidak tewas karena berhasil diselamatkan Nyai Kentring, dukun santet yang akhirnya menjadi guru Sawitri.

Dengan ilmu hitam dan hasutan untuk membalas dendam yang dipompakan Nyai Kentring, Sawitri menteror penduduk desa Kaligayam. Denmas Pram pun tewas di tangannya. Kematian Denmas Pram ini tak menghentikan petualangan Sawitri. Malah menjadi awal dari petualangan untuk menyebarkan malapetaka.

Sinetron Santet yang tayang perdana di SCTV mulai tanggal 11 Maret 2004, setiap hari Kamis, pukul 19.00 wib ini didukung oleh bintang-bintang seperti Lilis Suganda, Aris K. Yulianto, Ratu Asnya, Chairil JM, Afandi, Goval, dan Al Indra.

Menjelang bulan Ramadhan 1424 H, RCTI menghadirkan sinetron kolosal-religius, Wali Songo (Produksi PT Gentabuana Paramita). Berkisah tentang sembilan orang wali (Dewan Wali) yang hidup di zaman Majapahit. Mereka adalah Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, Sunan Drajad dan Sunan Kali Jaga.

Sembilan Dewan Wali (Juru Dakwah) ini mengembangkan serta mengajarkan Agama Islam. Bahkan mendukung terbentuknya Kerajaan Islam Demak saat kehancuran Majapahit. “Kalau sinetron Kaca Benggala berkisah mengenai berdirinya Kerajaan Singosari dan Majapahit. Sementara Wali Songo ini bertutur tentang awal berdirinya Kerajaan Islam Demak dan Mataram,” demikian ujar Imam Tantowi, penulis skenario Wali Songo.

walisongo.jpg

Sinetron Wali Songo yang digarap dua sutradara, Ismail Soebardjo dan M.T. Risyaf ini didukung sederet artis yang selama ini memang aktif di peran-peran laga. Seperti Choky Andriano (berperan sebagai Arya Gading), Jill Carissa (Siti Jamilah), Aris K. Yulianto (Bondan Kayuwangi), Errina G.D (Sekar Langit), Irman F. Heryana (Gan Khe Liong), Roy Jordy (Dyah Rana Wijaya), Hans Gunawan (Sunan Ampel), Chairil J.M (Sunan Kalijaga), Al-Indra (Sunan Kudus), Rizal Muhaimin (Sunan Gunung Jati), dan Husein Kalia (Sunan Giri).

Dikisahkan tentang kehancuran Majapahit yang menjadi pembicaraan sidang para wali yang dihadiri 9 orang wali. Menurut Sunan Ampel, kemungkinan kebijakan penguasa Majapahit yang sekarang akan sangat berbeda. Sebab sebagai raja Gunung, Betara i Keling (yang berhasil menggulingkan trah Majapahit), masih kurang bersahabat dengan Islam.

Sunan Kali Jaga mengusulkan untuk membantu sisa-sisa lasykar Majapahit yang masih mengadakan perlawanan kepada kekuatan Batara i Keling. Tapi Sunan Giri menolak dan lebih baik menyusun kekuatan di Glagahwangi untuk secepatnya mendirikan sebuah negara.

Sementara Raden Patah (Senopati Jin Bun) mengusulkan untuk lebih dulu mendirikan masjid sebagai tempat berkumpul, tempat pengembangan Islam. Maka mulailah para wali mendirikan Masjid Demak yang terkenal sebagai Mesjid Wali yang terletak di pesisir Jawa.


Selain bertutur tentang nilai-nilai religius, sinetron Wali Songo juga berkisah tentang persoalan cinta. Salah seorang murid Megatruh bernama Arya Gading, memiliki kekuatan dan ilmu beladiri tinggi, sehingga disenangi para pemimpin juga putera-puteri bangsawan pesisir. Tapi yang diincar Arya adalah keluarga dekat Sultan yang bernama Siti Jamilah.


“Di sini kami tidak menampilkan kesaktian wali-wali. Yang ditampilkan hanya teman atau murid wali yang memiliki kesaktian tinggi,” imbuh Imam Tantowi yang mengaku skenario yang dibuatnya berdasarkan legenda dan juga buku-buku kuno. Sebelumnya Tantowi sudah banyak menulis skenario film-film kolosal bernafaskan legenda Hindu seperti; Angling Dharma, Karma Pala, dan Kaca Benggala.

Serial kolosal lainnya adalah Nyi Roro Kidul, Roro Mendut, Keris Empu Gandring, Wali Songo, Karmapala ( setelah sukses di Indosiar, ditayang ulang oleh ANTV dengan diganti judulnya Mahabarata, Hanoman, Rama Shinta, Subali dan Sugriwa, Prabu Puntadewa, Melahirkan 100 Bayi, Nakula Sadewa, dll). Mungkin sudah kebiasaan Gentabuana mengganti-ganti judul atau suara pemain aslinya.

Setelah itu kharisma sinetron kolosal udah mulai redup pasca suksesnya Rahasia Ilahi di TPI. Gentabuana pun memproduksi sinetron serupa Rahasia Ilahi yang berjudul Kuasa Ilahi yang tayang di SCTV dan sukses. Karena sukses, ditambahlah slotnya dengan hadirnya Suratan Takdir yang memakai suara pemain aslinya (tidak didubbing). Indosiar pun tak mau ketinggalan dengan membeli dari Gentabuana berjudul Misteri Ilahi (semua sinetron Gentabuana Paramita yang ditayangkan di Indosiar selalu diDUBBING)

200_misteriilahi.jpg


Lagi-lagi, atas nama rating, sinetron produksi Gentabuana yang ditayangkan Indosiar jauh lebih sukses bila dibandingkan ditayangkan di stasiun TV lain. Sepertinya Gentabuana sudah cocok dengan lahan di Indosiar. Karena Indosiar sudah tak punya lahan bagus, sekarang hanya mengandalkan in-house, Genta dan Soraya. Soalnya MD Entertainment dan Multivision Plus sudah merajai layar SCTV dan Trans TV. Terlebih SinemArt eksklusif di RCTI ( MNC Group ).

200_duadunia.jpg

Kesuksesan Misteri Ilahi disusul Misteri Dua Dunia. Seri Misteri Dua Dunia yang paling sukses adalah seri TUYUL dengan tokoh sentralnya Tiwul dan Usro serta pemiliknya Nana (diperankan Temmy Rahadi) juda Dewi Durgandini (diperankan Lilis Suganda) yang ditayang berulang-ulang, juga ada Ngipri Monyet, Babi Ngepet, Nyi Blorong, Nyi Roro Kidul, Manusia Kucing,Manusia Harimau, dll.


07010371.jpg

Karena sudah bosan dengan tema misteri dan azab manusia ketika menjelang ajal, juga tema rebutan warisan, Gentabuana paramita hadir dengan inovasi baru, membuat judul FTV yang pertama, diberi judul Karmila dan lumayan sukses. Inilah cikal bakal menjamurnya FTV Dangdut yang tayang di Indosiar. Kalo boleh dibilang inilah Karmila adalah cerita yang orisinal karena lagu Dangdut ini dipakai pertama kali di Karmila ini. Yang lain mah tinggal tempel aja. Bahkan format FTV yang sudah ditayangkan, kembali ditayangkan dengan diganti judulnya. Atau ditempel pada slot Misteri Dua Dunia. Ini aneh. Yang biasanya ada silumannya, ini koq dangdutan. Apanya yang misteri? Cocoknya tuh judulnya, “Misteri Dua Hati” atau apalah.


kugapai3200.jpg

Yang luar biasa sukses adalah FTV Kugapai Cintamu yang kemudian diganti ke dalam format sinetron ” Kisah Cinta Romi dan Yuli. Banyak sekali thread yang membahas Sinema Utama produksi Gentabuana ini. Bahkan nama Temmy Rahadi, Imel Putri Cahyati, Rheiner Grandie Manoppo, Penty Afiani, Affandi, Catherine Pamela, Arief Rahman, Panji, Mega Aulia, Fairuz langsung mencuat dan dikenal masyarakat luas. Nama-nama lama yang sudah malang melintang pun juga kena imbasnya sukses sinema ini seperti Errina GD, Sally Marcellina, Mila Karmila, Chairil JM, Denia, Chocky Andriano, Revi Mariska, Jill Carissa, Lilis Sugandha, Afdhal, Ratu Anisa, Susan Amelia, Mahesa, Monica Oemardi, Irman Heryana dan masih banyak lagi mantan pemain sinetron laga Gentabuana yang pindah jalur ke pemain FTV.

Sukses serial LEGENDA produksi MD Entertainment yang tayang di TRANS TV membuat Gentabuana Paramita unjuk kebolehan kemampuannya pake 3D dengan membuat FTV bertema legenda/dongeng yang disesuaikan setting zaman sekarang yang serba wah, dan yang membuat tercengang FTV ini dihiasi lagu layaknya FTV Drama Musikal ( Dangdut ). FTV Legenda Favorit ada Ken Arok dan Ken Dedes, Puri di Balik Awan, Jadi kelihatan lucu dan aneh bagi orang yang pertama melihatnya. FTV Asal Mula Reog Ponorogo yang pembuatannya asal-asalan dan endingnya yang kurang memuaskan pun mendapat rating tertinggi dan mendapat sambutan hangat pemirsa menjelang malam pergantian tahun. Memang diakui inilah awal tahap belajar memakai teknologi 3D dan terbilang sulit. Tapi masyarakat sering mencela dengan garapan Gentabuana ini. Padahal mereka tinggal duduk manis di depan TV. Kalo tak suka tinggal pindah channel. Tapi kenyataanya, mereka penasaran dengan FTV Gentabuana ini dan tak pindah channel hingga acara berakhir.

Kapan serial kolosal Angling Dharma 3 diproduksi? Sampai kapan kita akan berjumpa lagi…??? Kami sudah rindu dengan serial semacam Angling Dharma. Padahal serial kolosal ini lebih bermutu bila dibandingkan dengan serial jiplakan sinema Korea.

Alamat Rumah Produksi PT. Gentabuana Paramita Film Production :

Jl MH Thamrin Ruko Union Square Bl A/7

BEKASI

021-89901673